pagi tadi aku bangun...aku turun bawah...tengok ayah ngan mak tengah prepare bfast...semalam aku nampak mak..hari ini ayah pon tolong emak..aku pelik..kenapa tetiba je ade perubahan camni...awal pulak tu mereka bangun..aku terus tanya.."mak ngan ayah tak kerja ke hari ini?"ayah jawab"kerja" hmmm aku pon naik balik solat sunat..pelik tak? aku confused sebenarnya..apa yang berlaku sebenarnya ni?
semalam sebenarnya aku berasa agak sedih, tak tenang, jiwa kacau..(hyperbola) well jarang betul aku tak boleh nak handle diri sendiri..biasanya kalau camni...aku akn simpan sorang..konflik dalam diri..tapi tetiba mak tanya.."ni ape hal banyak betul masalah" maybe sebab aku banyak mengeluh kot..mak pon terperasan...haih...
sebenarnye...aku tak berapa suka bila aku dah plan sesuatu tetiba ade orang lain yang interrupt then dah rancang somthing else untuk aku..dan perkara itu dah jadi titik dan aku kena ikut...
yer..memang la aku kena akur...tapi..(tiada tapi lagi) senang cite aku sedih dan rasa tak best...
orang kata maybe ade hikmah dan kita kena bersabar dan maybe ini merupakan satu petanda yang kita tidak boleh melawan taqdir..ayat macam bombastik sangat kan? aku rasa problem aku ni takdelah besar mana untuk aku 'hi lite' kan..cuma aku rasa terganggu..aku memang suka merancang...aku dah plan sejak bulan enam lagi..dan aku dah maklumkan semua kepada orang yang berkuasa ke atas diri aku..tapi...tetiba...mereka ubah..dan aku perlu patuh...
seorang sahabat kata...kita boleh mengubah taqdir dengan berdoa dengan bersungguh-sungguh... terima kasih... :)
tp..
baru je tadi kak eka kata kat aku..sebenarnye kita tak boleh mengubah taqdir..segala ketentuan dah memang ditulis kat luh mahfuz..doa dan solat hajat tu adalah satu motivasi kepada kita untuk mengadu pada Tuhan kita...kita adalah hamba...hamba yang lemah..tiada daya untuk mengubah sesuatu yang sudah Allah tetapkan...
jadi..aku perlu berfikiran positif!
kenapa orang lain susah nak faham keinginan dan kemahuan aku..maksudnya..susah untuk orang lain memahami diri kita melainkan diri kita sendiri (ayat putar dey~) tapi agak payah untuk kita menguruskan diri kita apabila kita terikat dan bergantung kepada orang lain..
macam mana tu?
entah lah aku pon tak tahu..faham-fahamlah sendiri..
kenapa aku asyik ulang payah..susah...nak tambah lagi satu perkataan sukar...
bila aku suarakan ape yang sebenarnya ada dalam hati aku..orang lain akan buat aku menangis..kenapa macam tak ada sesiapa nak menyokong impian dan cita-cita aku? adakah kerana mereka telah merancang perkara lain untuk aku?
emosi la pulak..untuk mengelakkan aku berasa malu menulis semua ini..aku rasa ada baiknya aku fikirkan bagaimana untuk mendapatkan jiwa yang tenang...
teringat sepotong ayat surah Al baqarah ; Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..
ada satu quote aku terbaca dari blog kak su "Adakala kita perlu menangis agar kita sedar bahawa hidup bukan untuk berhibur dan ketawa"
ayat tu kata adakala..tapi kalau acapkali macam mana pula..
tak mahu fikirkan lagi..aku rasa aku redha saja..di samping berusaha berkompromi (tapi macam aku tak buat apa-apa je)
kenapa aku terlampau sombong..bukankah Allah itu ada..kenapa aku tak mohon kepadaNya instead merintih sendri macam ini...yakin padaNya..insyaALLAH..Dia akan tunjukkan jalan..
plan hari ini:
pagi:
- basuh pinggan,mop dapur
- sidai baju
- gosok baju
- vacum rumah (senang cite kemas rumah)
- susun kasut kat luar..
- masak nasi
- online dengan rakus
- prepare dinner
- kemas dapur basuh pinggan
- basuh baju
- tidur
ni ade something yang ingin aku kongsi bersama harap anda semua tak boring...
KEBAHAGIAAN
Jalan Lurus Mencapai Kebahagiaan
Bilal adalah seorang budak lelaki yg berkulit gelap dan menjadi hamba kepada Umayah. Ketika terbit cahaya Islam, Bilal merupakan salah seorang manusia yang dipilih oleh Allah untuk menerima taufik dan hidayahNya. Beliau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah. Cahaya keimanan semakin hari semakin kukuh dan mantap di dalam hati beliau.
Pada satu masa Umayah telah mengetahui tentang keislaman Bilal. Lalu beliau memaksa Bilal untuk kembali kafir dan menyembah apa yang disembahnya sebelum ini. Tetapi Bilal tetap dengan pendiriannya. Selepas itu tuannya pun menyiksa Bilal dengan dijemur dipadang pasir yg panas terik, ditindih tubuhnya dengan batu besar dan pelbagai lagi siksaan kejam yg lain dikenakan kpd Bilal. Namun di saat diuji dan disiksa itu, hati beliau merasakan sejuknya sebuah keimanan kepada Allah swt, sehingga terkeluar dr bibir mulutnya ..Ahad(Allah maha Esa)…
Kita akan merasa hairan, dan mungkin akan segera bertanya mengapa Bilal, nabi-nabi, Rasul-rasul dan para sahabat lain begitu sabar dan redha menghadapi ujian, mehnah dan tribulasi yang begitu hebat itu?Jawabnya adalah, karena mereka telah mendapatkan sebuah kebahagiaan yang hakiki.
Kebahagian adalah satu perkara yg tidak difahami oleh kebanyakan manusia.. Kerana umumnya manusia menyatakan bahwa bahagia itu adalah kekayaan yang melimpah ruah, rumah indah dan besar, kenderaan mewah, pasangan yg cantik atau kacak, keramaian anak pinak dan penuh dengan segala kemudahan keduniaan. Memang itu semua adalah pendukung kebahagiaan di dunia, namun dalam dataran kehidupan, kita banyak bertemu dengan orang yang telah dipenuhi segala kemewahan dan kehebatan dunia tetapi tetap juga merasakan kesempitan hidup, tidak tenang, stress, bahkan tak jarang mengakhiri kehidupannya dengan membunuh diri... naudzubillah min dzaalik.
Inikah kebahagiaan ?
Mungkin ada pula yang akan berkata, kalau demikian bahagia itu harus meninggalkan urusan dunia, hidup miskin, mengembara, tidak usah punya isteri/suami dan keluarga atau………...? Itu juga bukan sebuah kebahagiaan yang benar, karena kebahagiaan boleh dinikmati oleh si kaya maupun si miskin, tua atau muda dan semua peringkat.
Berkaitan dengan hal ini para ulama mendefinisikan kebahagiaan dengan ketenangan hati, lapangnya dada, dan merasa cukup dengan pemberian Allah. Itulah kebahagiaan, dan segalanya hanya boleh diperolehi dengan keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw;
"Sungguh menghairankan perkaranya orang mukmin, kerana setiap perkaranya akan baik baginya, apabila dia mendapatkan kenikmatan maka dia bersyukur dan itu baik bagi dia, dan apabila ia mendapatkan musibah maka ia bersabar maka itupun baik bagi dia" (HR Bukhari)
Merasai ketenangan, kebahagiaan, dan keamanan itu adalah pekerjaan hati. Bukan pekerjaan jasad. Hati itu adalah Raja. Tenang di situ bermakna tenanglah kehidupan jasadnya.Bila hati diisi dengan keimanan yang mantap dan kuat maka bila diuji oleh Allah dengan pelbagai ujian pun jiwa/hatinya tetap tenang (mutmainah) yakni bersifat sabar dan redha terhadap segala perbuatan atau pekerjaan dari Allah swt. Pandangan mereka yang mencapai makam ‘mutmainah’ adalah bila segala apa yang berlaku disekeliling mereka adalah datang dari Allah swt. Mereka telah nampak zat, asmak dan afaal Allah ditajali(dizahirkan) disekeliling mereka. Jiwa seperti inilah yang telah digambarkan dalam firman Allah swt:
“Wahai jiwa yang tenang(mutmainah).
Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan redha dan lagi diredhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku,
dan masuklah ke dalam syurga-Ku”. (Al-Fajr:27:30)
Inilah peranan sebuah keimanan atau aqidah yang benar, yang menghantarkan seseorang kepada kebahagiaan yang sebenarnya.
Dunia memang tidak pernah sepi dari kesedihan dan kesenangan, kemudahan dan kesukaran. Menghadapi hal tersebut seorang insan muslim yang beraqidah lurus akan selalu cekal dan tabah menghadapi goncangan badai kehidupan.Beraneka ragam musibah, seperti kekurangan harta, kekurangan jiwa (kematian anak atau keluarga), kekurangan bahan makanan, pakaian atau ancaman, insya Allah akan mampu diatasi dengan kesabaran. Di dalam hatinya dipenuhi rasa harap kepada Allah, pergantungan kepada Allah secara mutlak, tawakal, sabar , dan ridha terhadap ketentuan Allah. Tidak goyah dan bergoncang keimanannya dengan ujian-ujian tersebut bahkan semakin kukuh, mendorongnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan mengikhlaskan doa hanya kepadaNya semata. Benarlah firman Allah swt yg bermaksud:
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) solat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyedarinya.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (albaqarah:153-157)
Sabda Rasulullah SAW:
"Apabila engkau meminta mintalah kepada Allah dan apabila engkau memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah." (H.R. Tirmidzi)
Maka disaat itulah bertambahnya ketenangan dan kebahagiaan di dalam hatinya, yang kebahagiaan itu tak dirasakan oleh mereka yang tak kenal akan Tuhannya (makrifatullah). Ia pun yakin akan firman Allah :
"Apabila Allah menimpakan bahaya kepadamu maka tidak ada yang mampu mengangkatnya kecuali Dia." (QS Al An 'am)
Hal tersebut di atas berbeza dengan mereka yang lemah aqidah dan imannya. Ujian yang datang sering membuat goncang, putus asa, mengumpat takdir atau terkadang lari kepada hal-hal yang lemah seperti meminta bantuan manusia, jin dan makhluk-makhluk yg lain.
Insan yang beraqidah lurus akan menjadi peribadi yang penuh dengan keindahan. Hal ini karena jelasnya tujuan hidup yang ia miliki, hendak ke mana, untuk apa dan mengapa dia hidup di dunia. Maka jelaslah arah tuju perjalanan dia, sangat pasti ia melangkah dan tak ragu-ragu untuk meneruskan kehidupan. Ia sangat faham dengan tujuan hidup dia…….
"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu."
(QS Adz dzariyat : 56)
Allah saja yang dia harap ridhaNya, bukan yang lain. Sesuai dengan firman Allah swt yg bermaksud:
Allah meredhai mereka, dan mereka juga redha kepada Allah, dan Allah telah menyediakan bagi mereka Syurga-syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya buat selama-lamanya. Itulah keutungan yagn besar.” (at-Taubah:100)
Sehingga fikirannya pun tidak bercabang dan berranting, hanya satu. Berbeza dengan mereka yang punya banyak sembahan tak tahu tuhan mana yang harus ia cari ridhanya. Sehingga wajar Nabi Yusuf mengatakan kepada dua temannya di penjara.
"Wahai penghuni penjara apakah Tuhan-Tuhan yang banyak itu lebih baik ataukah Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Kuasa." (QS. Yusuf)
Apakah kesannya bila mana jiwa atau tidak tenang?
Kesan drpd jiwa/hati yg tidak tenang maka berlakulah kes-kes yg kita lihat pd hari ini seperti Black Metal, pembunuhan sesama manusia , penderaan terhadap isteri dan kanak-kanak,penceraian di antara suami isteri, penganiayaan kpd golongan yg lemah , penindasan, rompakan, bohsia, bohjan, menjual maruah dan pada akhir sekali ialah kes membunuh diri.
Kes membunuh diri kursus terjadi di sebuah negara maju dimana pemuda dan pemudinya tidak berharap untuk hidup lagi. Mereka tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas, mahu ke mana hidup ini diteruskan, mengapa ia harus dilahirkan dan hidup. Kata kunci yang kita dapatkan adalah , mereka tidak kenal akan islam dan aqidah islam yang lurus. Maka, penggalian nilai-nilai kesempurnaan Islam yang diawali dengan aqidah adalah hal yang diperlukan lagi.
Mari kembali kepada Islam... !
Bagaimanakah ingin mencapai keimanan yang mantap dan jiwa yang mutmainah?
Berkata Ariffbillah yakni orang yg telah sampai makam(martabat) jiwa mutmainah…
1) Menuntut ilmu (berguru)
2) Amalkan solat-solat sunat
3) Baca al-quran dengan menghayati dan memahaminya dan seterusnya beramal.
4) Berzikirullah (ingat kpd Allah) sentiasa
5) Mujahadah melawan hawa nafsu yg berlebihan
Dan pelbagai lagi cara dan teknik untuk memantapkan keimanan dan mencari ketenangan jiwa/ hati..dan apa yg digariskan diatas adalah perjalanan yg telah dilalui oleh Arifbillah.InsyaAllah dengan amalan2 sunat diatas kita semua dapat mencapai ketenangan jiwa seperti yg dikehendaki oleh Allah swt dlm firmannya di atas. KITA REDHA KEPADA ALLAH DAN ALLAH REDHA KEPADA KITA.
Kesimpulan:
Hakikatnya, kebahagiaan,kejayaan dan ketenangan tidak berada didunia. Ia berada di langit. Ia adalah anugerah Allah kepada hamba-hamba yang dikasihiNya. Harta,pangkat, keluarga, kekuatan,kebijaksanaan dan lain-lain hanyalah pagar-pagar untuk memantapkan kebahagiaan. Justeru itu, walaupun ramai manusia yang memiliki segala-segalanya di dunia ini, tetapi kebahagiaan tidak mereka miliki. Dan berapa ramai manusia yang tidak memiliki apa-apa tetapi hidup mereka disinari kebahagiaan.Hidup ini adalah perjuangan. Jadikan dunia sebagai sahabat kamu untuk mendapatkan syurga. Janganlah kamu meninggalkannya.Hanya ditangan orang-orang soleh dunia akan menghentikan tangisannya. (Al Fakir)
2 komen disini:
kebahagian??
jom nyanyi lagu keluarga bahagia saujana..XD
erk~ bole la
Post a Comment