tapi bagi saya dalam kehidupan biasa pun, kalau emak suruh nikah. hari-hari emak desak tanya pasal menantu segala. siapa tak tensyen. kan? lagi satu, gambar ini
dari seorang individu muslim bergerak setapak lagi untuk bina baitul muslim. jalan dakwah untuk mencapai ustaziatul alam. baitul muslim yang menggabungkan 2 individu muslim yang betul-betul faham. tapi perlu ingat, "di jalan dakwah aku menikah", bukan "di jalan menikah aku berdakwah." itu dah silap pandang.
dan saya kurang senang bila penyampaian cerita itu yang sepatutnya beri kesmpulan yang pernikahan tanpa berpacaran (ceyh perkataan tak boleh belah) adalah lebih membahagiakan berbanding dengan perhubungan percintaan sebelum berkahwin yang sering bermain perasaan lepas itu bila gaduh saja agak emo. sakit hati atas sebab yang kecil. ye la, saya tahu, dengan orang yang rapat atau orang yang begitu dekat dengan jiwa, lebih mudah terkecilkan hati kita berbanding orang lain. let say, tak SMS kejut waktu pagi satu hari pun nak terasa sebab tiap hari mesej pagi-pagi tetiba hari ini tak mesej. maka akan berlaku merajuk sedas dua. lalu kena pujuk ( watte...ape hal bagi contoh tidak relevan ini)
lagi satu, mungkin sebab pelakon dalam cerita itu masih baru, jadi ekspresi wajah dan erm perasaan agak lawak juga. haha. tapi kali ini serius saya tak gelak sangat macam yang pertama hari itu. saya kesal saja. sebab saya tahu apa yang cuba penulis sampaikan. tapi tak sampai kepada penonton.
yang pasti, setiap orang mempunyai filosofi tentang cinta yang berbeza. termasuklah saya. saya rasa tak perlulah saya cerita panjang lebar apa pendapat saya sebab saya rasa macam tak penting dan agak segan juga. tapi senang cerita, saya senang dengan cerita hlovate: rooftop rant. saya suka cara dia tulis. tak ada orang hensem, kaya jiwa-jiwa dan ayat cinta satu muka tak habis. tak ada. ada orang kata itu cerita boring tapi itulah cerita yang bagi saya, adalah saya. boring sebab tiada kata cinta yang penuh perasaan dan jiwa-jiwa? yeah, sejak sekolah menengah hati diberi makan dengan novel percintaan yang begitu sweet dan penuh angan-angan. inilah jadinya. hidup juga penuh angan-angan. macamlah matlamat hidup adalah mencari pasangan yang hensem bergaya dan kaya raya serta bersifat gentleman, sweet dan memenuhi citarasa seluruh gadis di dunia. lepas baca. sigh sekejap sebab terfikir, adakah kisah begitu dalam kehidupan kita.
bila saya baca balik buku-buku tu semua, saya rasa. maaf untuk katakan..erm agak geli juga. saya akui juga, bukan mudah untuk menjadi seperti aminah qutb dan sajaknya dengan pengorbanannya. cuba baca kisah beliau sebenarnya itu lagi sweet dari cerita p/s i love you tulisan cecilia ahern, atau the notebook atau a walk to remember tulisan nicholas sparks, twilight yang walaupun tak logic tapi ramai suka edward cullen. atau hah! tulisan aisya sophea. cukup buat pembaca kecewa lepas baca sebab kisah hidup sendiri tak seindah novel. haha saya agak nakal juga kadang-kadang. tapi saya rasa, rahsa hati itu tak siapa yang tahu. tapi kan orang suka judge seseorang sesuka hati. sungguh saya tak gemar.
saya tak suka sangat tulis panjang lebar sebab lebih banyak merepek berbanding point sebenar. baik saya berhenti sekarang dan erm TAK boleh komen juga sebab ini post terbuka yang agak memalukan..saya rasa.
p/s: point sebenar nak bagi komen pasal KCB2. haih. terpesong pula. baca tulisan ini (klik) buat saya terkesan juga. ini semua sebab chat dengan tanty pagi tadi. haih~ ini tulisan kang dimas. pernah jadi lab assistant lab bio masa 1st year dulu.
Aneh... Melihat orang pacaran
Kenapa "berbuka" sebelum waktunya?
Aneh...
Karena toh jodoh sudah ditentukan
Kenapa pilih jalan yang salah
untuk meraihnya?
Tapi yang lebih aneh
kulihat para "aktivis"
yang katanya anti pacaran
yang selama ini dijadikan panutan
dan contoh untuk ikhwah lain
dan adik-adiknya
Terus-menerus mencuri pandang
padahal...
menundukkan pandangan
jauh lebih suci dan menenangkan
Terus-menerus mencari perhatian
Sembunyi-sembunyi SMS ini itu
padahal isinya tak perlu
Tak ada pulsa (kredit telefon)
telepon genggam teman pun disambar
Kadang juga terang-terangan
chatting dengan si dia
Bilangnya sih ada yang penting
padahal terselip niat agar bisa mendekat
Bilangnya sih ta'aruf
tapi nyaris tak ada beda (beza) dengan pacaran
Merekayasa (mereka-reka) kebaikan bagi si dia
Titip ini...(kirim ini)
Titip itu...(kirim itu)
Sangat antusias (enthusiastic) begitu menyangkut (berkaitan) dia
Tapi begitu berat
saat amanah dakwah menanti
Lupakah antum
masih banyak amanah da'wah yang
harus dipikul?
Lupakah antum dengan penderitaan
saudara-saudara kita?
Kenapa pikiran hanya seputar dia?
Tidakkah bisa antum bersabar?
Menunggu saat berbuka kelak
dari 'haraman fahisyan ke halalan thoyiban'
Bukankah masih banyak objek dakwah
yang menanti?
Mengapa menghabiskan waktu
untuk si dia?
Yang belum tentu tulang rusuk antum, ikhwah!
Bukankah dakwah harus berjalan di jalan
yang lurus?
Bukankah harus di atas
embun-embun keikhlasan?
Di tetes-tetes ketawakalan
dan di atas kesucian hati?
Bukankah dakwah hanya dapat ditopang (supported)
oleh pengembannya yang lurus
dengan sucinya hati?
Dakwah adalah sesuatu yang suci
Qod aflaha man zakkaha (Beruntunglah orang yang membersihkan diri)
Wa qod khoba man dassaha (Dan celakalah orang yang mengotori dirinya)
Sehingga orang yang berhak
dan akan bertahan dalam jalan ini
adalah orang yang niat ikhlas
membersihkan dirinya
Dia ikut tarbiyah dengan keikhlasan
Bukan karena ingin menikah
dengan akhwat berjilbab
atau ikhwan berjenggot
Dia beraksi dan berdemonstrasi
untuk menyuarakan yang haq di depan penguasa yang zholim
Bukan ingin ketenaran (fame)
Dia berdakwah ingin menuju Jannah-Nya,
Bukan ingin mendapatkan jabatan
fans atau lainnya
Kenapa "berbuka" sebelum waktunya?
Aneh...
Karena toh jodoh sudah ditentukan
Kenapa pilih jalan yang salah
untuk meraihnya?
Tapi yang lebih aneh
kulihat para "aktivis"
yang katanya anti pacaran
yang selama ini dijadikan panutan
dan contoh untuk ikhwah lain
dan adik-adiknya
Terus-menerus mencuri pandang
padahal...
menundukkan pandangan
jauh lebih suci dan menenangkan
Terus-menerus mencari perhatian
Sembunyi-sembunyi SMS ini itu
padahal isinya tak perlu
Tak ada pulsa (kredit telefon)
telepon genggam teman pun disambar
Kadang juga terang-terangan
chatting dengan si dia
Bilangnya sih ada yang penting
padahal terselip niat agar bisa mendekat
Bilangnya sih ta'aruf
tapi nyaris tak ada beda (beza) dengan pacaran
Merekayasa (mereka-reka) kebaikan bagi si dia
Titip ini...(kirim ini)
Titip itu...(kirim itu)
Sangat antusias (enthusiastic) begitu menyangkut (berkaitan) dia
Tapi begitu berat
saat amanah dakwah menanti
Lupakah antum
masih banyak amanah da'wah yang
harus dipikul?
Lupakah antum dengan penderitaan
saudara-saudara kita?
Kenapa pikiran hanya seputar dia?
Tidakkah bisa antum bersabar?
Menunggu saat berbuka kelak
dari 'haraman fahisyan ke halalan thoyiban'
Bukankah masih banyak objek dakwah
yang menanti?
Mengapa menghabiskan waktu
untuk si dia?
Yang belum tentu tulang rusuk antum, ikhwah!
Bukankah dakwah harus berjalan di jalan
yang lurus?
Bukankah harus di atas
embun-embun keikhlasan?
Di tetes-tetes ketawakalan
dan di atas kesucian hati?
Bukankah dakwah hanya dapat ditopang (supported)
oleh pengembannya yang lurus
dengan sucinya hati?
Dakwah adalah sesuatu yang suci
Qod aflaha man zakkaha (Beruntunglah orang yang membersihkan diri)
Wa qod khoba man dassaha (Dan celakalah orang yang mengotori dirinya)
Sehingga orang yang berhak
dan akan bertahan dalam jalan ini
adalah orang yang niat ikhlas
membersihkan dirinya
Dia ikut tarbiyah dengan keikhlasan
Bukan karena ingin menikah
dengan akhwat berjilbab
atau ikhwan berjenggot
Dia beraksi dan berdemonstrasi
untuk menyuarakan yang haq di depan penguasa yang zholim
Bukan ingin ketenaran (fame)
Dia berdakwah ingin menuju Jannah-Nya,
Bukan ingin mendapatkan jabatan
fans atau lainnya
dush2!! ambik kau!